Saat hati ini tak tahu kemana harus pergi, kemana harus
berlari dan kemana harus di arungi. Saat hati mulai rapuh dan mungkin tak ada
sedikitpun tongkat yang mampu menegakkannya. Saat itulah hari ini dimulai. Tak
sadarpun dengan berbbagai tantangan yang dapat mengusik iman buruknya terlalu
banyak, adapula haters atau semacam pemakan daging yang terus berusaha
mengusik. Adapun dimulainya hari itu tak sedikit terlintas di benakku apakah
sekejam itu dunia ini. Tak ada cela mengasihani yang ada mencela tak terkasihani.
Jebakan tuhan apa lagi ini agar iman terusik lagi agar iman menurun dan saat hati rapuh apa guna sebuah alasan
untuk menempik. Yang ada hanyalah terkecam jatuh puruk dalam dalam dan membatu
jadi segumpalan emosi yang menyulut. Api api hati cemburu yang kobar kobar
membara sampai di titik pedas level 20 mungkin bisa lebih tak mampu meredamkan
hati. Semakin rapuh rapuh rapuh. Upaya mendinginkanpun sia sia, terlitas selalu
di pikiran seperti kereta api yang berjalan cepat lalu ada lagi di susul lagi
untuk kedua kalinya susul lagi dan akhirnya tak pernah berhenti. Apakah gejolak
emosi cepat reda? Aku kasihan dengan hati yang selalu rapuh. Aku takut akan
menjadi pasir atau hilang akibat halusinasi berkepanjangan. Lagi lagi otak tak
mampu menahan beban berat pikiran yang timbul ini. Godaan masalah yang menimpa
memperkuat daya cobaan antara aku dan tuhan antara imanku dan dunia. Benar
benar maha dasyat, sebuah goncangan hati yang teramat kuat menghantap satu
persatu karang karang kebaikan di hatiku yang terlindungi, sekali lagi inikah
yang dimanakan rapuh lagi lagi rapuh. Kepada siapa lagi ku keluhkan rasa ini.
Tembakan demi tembakan datang silih berganti dengan pihak yang berbeda beda
yang mencoba sekali lagi lagi merapuhkan. Dan tak cukup hanya itu. Adalagi.
Entah harus diibaratkan dengan apalagi
Seraya
ku bersujud meminta agar aku tetap tabah menjalani hidup ini apapun itu cinta
karir keluarga rasa beban itu jadi satu di sini, ku keluarkan smua, ku mengadu
padaMU Tuhan Allah SWT. Ku tak peduli berapa lama mengadu aku berharap tuhan
KAU mendengar dan aku yakin Allah akan selalu mebantuku. Aku harus bersabar
menunggu tanggal main itu. Inilah aduanku, Cuma bolo sama Allah untuk melepas penat, karena aku tahu siapa aku. Aku bukan anak kolongmerat yang punya banyak
sekali uang bisa berpergian semau dan seenak bisa melepaskan penat tanpa
kesulitan sedikitpun. Tetap aku bersyukur aku punya keluarga sahabat yang
selalu ada yang selalu memberikan aku petunjuk J
dan aku punya tuhan khususnya yang selalu menguatkan. Apapun itu slalu
menguatkan.
Tuhan
aku tahu rencana dan usahamu untuk menjadikan aku seorang yang lebih baik lagi,
aku mohon selalu bimbinganmu tunjukan aku jalan yang benar jangan sampai
karapuhan hati ini menyesatkan aku memberikan aku jalan buntu jangan tuhan aku
mohon selalu selesaikan masalah ku ini mudahkanlah urusanku ini besarkanlah
iman di hatiku beri aku senyuman selalu agar aku tak selalu rapuh agar aku tak
selalu ter dampar di jalan setan. Tuhan berikanlah aku dan keluargaku kehidupan
di dunia yang baik dan kehidupan di akhirat yang baik dan masukanlah kami
beserta orang yang baik baik pula.
Laillahaillaantasubhanakainnikuntuminadzalimin. Wahai dzat yang maha perkasa dan pengampun
serta tuhan seru sekian alam. Subhana robbika robbil ‘izati amma yashifun,
wassalamu’alal mursalin wal hamdulillahiraobbil’alamiiiinn.J
Komentar
Posting Komentar