Langsung ke konten utama

rapuh

Saat hati ini tak tahu kemana harus pergi, kemana harus berlari dan kemana harus di arungi. Saat hati mulai rapuh dan mungkin tak ada sedikitpun tongkat yang mampu menegakkannya. Saat itulah hari ini dimulai. Tak sadarpun dengan berbbagai tantangan yang dapat mengusik iman buruknya terlalu banyak, adapula haters atau semacam pemakan daging yang terus berusaha mengusik. Adapun dimulainya hari itu tak sedikit terlintas di benakku apakah sekejam itu dunia ini. Tak ada cela mengasihani yang ada mencela tak terkasihani. Jebakan tuhan apa lagi ini agar iman terusik lagi agar iman menurun  dan saat hati rapuh apa guna sebuah alasan untuk menempik. Yang ada hanyalah terkecam jatuh puruk dalam dalam dan membatu jadi segumpalan emosi yang menyulut. Api api hati cemburu yang kobar kobar membara sampai di titik pedas level 20 mungkin bisa lebih tak mampu meredamkan hati. Semakin rapuh rapuh rapuh. Upaya mendinginkanpun sia sia, terlitas selalu di pikiran seperti kereta api yang berjalan cepat lalu ada lagi di susul lagi untuk kedua kalinya susul lagi dan akhirnya tak pernah berhenti. Apakah gejolak emosi cepat reda? Aku kasihan dengan hati yang selalu rapuh. Aku takut akan menjadi pasir atau hilang akibat halusinasi berkepanjangan. Lagi lagi otak tak mampu menahan beban berat pikiran yang timbul ini. Godaan masalah yang menimpa memperkuat daya cobaan antara aku dan tuhan antara imanku dan dunia. Benar benar maha dasyat, sebuah goncangan hati yang teramat kuat menghantap satu persatu karang karang kebaikan di hatiku yang terlindungi, sekali lagi inikah yang dimanakan rapuh lagi lagi rapuh. Kepada siapa lagi ku keluhkan rasa ini. Tembakan demi tembakan datang silih berganti dengan pihak yang berbeda beda yang mencoba sekali lagi lagi merapuhkan. Dan tak cukup hanya itu. Adalagi. Entah harus diibaratkan dengan apalagi
                Seraya ku bersujud meminta agar aku tetap tabah menjalani hidup ini apapun itu cinta karir keluarga rasa beban itu jadi satu di sini, ku keluarkan smua, ku mengadu padaMU Tuhan Allah SWT. Ku tak peduli berapa lama mengadu aku berharap tuhan KAU mendengar dan aku yakin Allah akan selalu mebantuku. Aku harus bersabar menunggu tanggal main itu. Inilah aduanku, Cuma bolo sama Allah untuk melepas penat,  karena aku tahu siapa aku.  Aku bukan anak kolongmerat yang punya banyak sekali uang bisa berpergian semau dan seenak bisa melepaskan penat tanpa kesulitan sedikitpun. Tetap aku bersyukur aku punya keluarga sahabat yang selalu ada yang selalu memberikan aku petunjuk J dan aku punya tuhan khususnya yang selalu menguatkan. Apapun itu slalu menguatkan.

                Tuhan aku tahu rencana dan usahamu untuk menjadikan aku seorang yang lebih baik lagi, aku mohon selalu bimbinganmu tunjukan aku jalan yang benar jangan sampai karapuhan hati ini menyesatkan aku memberikan aku jalan buntu jangan tuhan aku mohon selalu selesaikan masalah ku ini mudahkanlah urusanku ini besarkanlah iman di hatiku beri aku senyuman selalu agar aku tak selalu rapuh agar aku tak selalu ter dampar di jalan setan. Tuhan berikanlah aku dan keluargaku kehidupan di dunia yang baik dan kehidupan di akhirat yang baik dan masukanlah kami beserta orang yang baik baik pula. Laillahaillaantasubhanakainnikuntuminadzalimin.  Wahai dzat yang maha perkasa dan pengampun serta tuhan seru sekian alam. Subhana robbika robbil ‘izati amma yashifun, wassalamu’alal mursalin wal hamdulillahiraobbil’alamiiiinn.J

Komentar